Politik dan Kemiskinan di Indonesia
Bab I
Latar Belakang
Kemiskinan adalah sebuah topik yang dibicarakan hampir diseluruh
dunia. kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan. Pembangunan di Indonesia saat ini telah membawa banyak
perubahan dalam berbagai aspek di masyarakat, baik pada kawasan pedesaan maupun
perkotaan. Perubahan tersebut membawa dampak tidak hanya terhadap lingkungan
fisik, tapi juga sistem nilai dalam tatanan kehidupan sosial bermasyarakat.
Namun sayangnya perubahan yang diciptakan oleh pembangunan membawa dampak yang
menyertainya sangat mengerikan dan kompleks, karena ternyata telah melahirkan
keterbelakangan dan kemiskinan dalam masyarakat. Kemiskinan di
indonesia, dampak dari kemiskinan dan upaya pengetasan kemiskinan. Masalah ini
diankat dengan asumsi bahwa nyatanya d zaman globalisasi seprti sekarang ini,
kemiskinan di indonesia semakin banyak saja seperti tak kunjung usai. Masalah
ini menimbulkan masalah-masalah baru seperti pengangguran, dan kekerasan yang
belakangan ini sering terjadi di indonesia dan akhirnya pembangunan ekonomi
tidak berjalan lancar.
Pembangunan merupakan proses yang
berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek
kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan
kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara
keseluruhan. Dalam proses pembangunan tersebut peranan pendidikan amatlah
strategis.
John C. Bock,
dalam Education and Development: A Conflict Meaning (1992),:
- memasyarakatkan ideologi dan nilai-nilai
sosio-kultural bangsa.
- mempersiapkan tenaga kerja untuk
memerangi kemiskinan, kebodohan, dan mendorong perubahan sosial, dan
- untuk meratakan kesempatan dan
pendapatan.
Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam
pembangunan nasional muncul dua paradigma yang menjadi kiblat bagi
pengambil kebijakan dalam pengembangan kebijakan pendidikan: Paradigma
Fungsional dan paradigma Sosialisasi. Paradigma fungsional melihat bahwa
keterbelakangan dan kemiskinan dikarenakan masyarakat tidak mempunyai cukup
penduduk yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern. Menurut
pengalaman masyarakat di Barat, lembaga pendidikan formal sistem persekolahan
merupakan lembaga utama mengembangkan pengetahuan, melatih kemampuan dan
keahlian, dan menanamkan sikap modern para individu yang diperlukan dalam
proses pembangunan. Bukti-bukti menunjukkan adanya kaitan yang erat
antara pendidikan formal seseorang dan partisipasinya dalam pembangunan.
Perkembangan lebih lanjut muncul, tesis Human lnvestmen, yang menyatakan
bahwa investasi dalam diri manusia lebih menguntungkan, memiliki economic rate
of return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi dalam bidang
fisik.
Sejalan dengan paradigma Fungsional, paradigma Sosialisasi melihat peranan
pendidikan dalam pembangunan adalah: a) mengembangkan kompetensi individu,
b) kompetensi yang lebih tinggi tersebut diperlukan untuk meningkatkan
produktivitas, dan c) secara umum, meningkatkan kemampuan warga masyarakat dan
semakin banyaknya warga masyarakat yang memiliki kemampuan akan
meningkatkan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Gambaran kekurangan
materi, yang biasanya mencakup kebutuhan sehari-hari, sandang, perumahan,
dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. Gambaran tentang
kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian
politik dan ekonomi di seluruh dunia. Kemiskinan bisa
dikelompokan dalam dua kategori , yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan
relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten ,
tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa). bank dunia mendefinisikan kemiskinan absolut sebagai
hidup dg pendapatan dibawah usd $1/hari dan Kemiskinan menengah
untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001
1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang
didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari. Proporsi penduduk negara berkembang
yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21%
pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang
hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi ,
nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.Meskipun
kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang
kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini
menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah
pinggiran kota dan ghetoo yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai
kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam
pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk
menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara
berkembang.
BAB II
Politik dan Kemiskinan di Indonesia
Lingkaran kemiskinan
Lingkaran
kemiskinan didefinisikan sebagai suatu rangkaian kekuatan yang saling
mempengaruhi satu sama lain sehingga menimbulkan suatu kondisi dimana sebuah
negara akan tetap miskin dan akan mengalami banyak kesulitan untuk mencapai
tingkat pembangunan yang lebih tinggi.
Konsep
lingkaran kemiskinan menganggap bahwa :
- Ketidak mampuan untuk mengerahkan tabungan
yang cukup.
- Kurangnya faktor pendorong untuk kegiatan
penanaman modal
- Tingkat pendidikan masih rendah, merupakan
tiga faktor utama yang menghambat proses pembentukan modal dan pembangunan
ekonomi di berbagai negara yang sedang berkembang.
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjan. Masalah kemiskinan
adalah masalah yang kompleks dan global. Di indonesia masalah kemiskinan
seperti tak kunjung usai. Masih banyak kita dapati para pengemis dan
gelandangan berkeliaran tidak hanya di pedesaan bahkan di kota-kota besar
seperti jakarta pun pemandangan seperti ini menjadi tontonan setiap hari. Kini
di indonesia jerat kemiskinan semakin parah. Kemiskinan bukan semata –mata
persoalan ekonomi melainkan kemiskinan kultural dan struktural.
Dampak Kemiskinan
Dampak
Kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks, diantaranya:
- Penganguran
- Kekerasan
- Pendidikan
- Kesehatan
- Upaya pengetasan kemiskinan di indonesia
Seperti
telah disinggung di atas bahwa kemiskinan merupakan suatu masalah yang kompleks
yang tak terpisahkan dari pembangunan mekanisme sosial, ekonomi dan politik
yang berlaku. Ole karena itu setiap upaya pengetasan kemiskinan secara tuntas
menuntut peninjauan sampai keakar masalah, jadi, memang tak ada jalan pintas
untuk mengetaskan masalah kemiskinan ini. Penanggulanganya tidak bisa secara
tergesa-gesa. Komitmen pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan tercantum dalam
rencana pembangunan jangka menengah yang disusun berdasarkan strategi nasional
penanggulangan kemiskinan(SNPK). Disamping turut menandatangani tujuan
pembangunan milenium, dalam RPJM-nya pemerintah telah menyusun tujuan-tujuan
pokok dalam mengetaskan kemiskinan. Termasuk target ambisius dalam mengurangi
angka kemiskinan.
Ada
tiga ciri kemiskinan yang menonjol di indonesia. Pertama, banyak rumah tangga
yang berada disekitar garis kemiskinan nasional, yang setara dengan
PPPAS$1,55-per hari, sehingga banyak penduduk yang meskipun tidak tergolong
miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan. Kedua, ukuran kemiskinan didasarkan
pada pendapatan sehingga tidak mengambarkan batas kemiskinan yang sebenarnya.
Banyak orang yang tidak tergolong miskin dari segi pendapatan dapat
dikatagorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap pelayanan
dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan pembangunan manusia.
Ketiga, mengingat sangat luas dan beragamnya wilayah indonesia, perbedaan antar
daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di indonesia. Tiga cara untuk
membantu mengankat diri dari kemiskinan adalah melalui pertumbuhan ekonomi,
layanan masyarakat dan pengeluaran pemerintah. Masing-masing cara tersebut
menangani minimal satu dari tiga ciri utama kemiskinan di indonesia, yaitu:
kerentanan, sifat multy dimensi dan keragaman antar daerah .
Dengan
kata lain, strategi dari pengentasan yang efektif bagi indonesia terdiri dari
tiga komponen:
- Membuat pertumbuhan ekonomi bermanfaat bagi
rakyat miskin.
- Membuat layanan sosial bermanfaat bagi
rakyat miskin.
- Membuat pengeluaran pemerintah bermanfaat
bagi rakyat miskin.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapat
disimpulkan bahwa kemiskinan merupakan masalah yang kompleks yang memerlukan
penangan lintas sektoral, lintas profesional dan lintas lembaga. Departmen
sosial merupakan salah satu lembaga pemerintah yang telah lama aktif dalam
program pengentasan kemiskinan.
Saran
Indonesia
sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya . saran saya agar pemerintah
dan seluruh masyarakat di indonesia mau bekerja sama untuk ikut berperan serta
dalam meminimalkan jumlah kemiskinan agar negara kita bisa bangkit dari keterpurukan
baik dari krisis ekonomi maupun kemiskinan yang semakin meningkat tiap tahunya,
agar negara kita bisa berkembang dan maju serta mensejajarkan dengan negara
maju yang sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA